Archive for September, 2016

Mahasiswa Bukan Rata – Rata

Posted in Uncategorized | No Comments »

Tugas III Fitogeografi

Dosen : Atus syahbudin

20160923_145305

23 September 2016, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada membuka workshop untuk umum yang bertemakan “Mahasiswa Bukan Rata – Rata”. Workshop ini bertempat di panggung utama gedung Grha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada. Pada workshop kali ini, didatangkan beberapa pembicara yang sekaligus dapat menjadi inspirator bagi audience. Beliau – beliau adalah Bapak Wikan Sakarinto (Dekan Sekolah Vokasi UGM), Rehan (Owner Chockless), Yusuf Fajar Pratama (atlet porsenigama bidang pencak silat),  Muhammad Ali Zainal Abidin (Ketua BEM KM UGM) dan Bapak Atus Syahbudin (Dosen Fakultas Kehutanan yang dijuluki sebagai mahasiswa kaya karena beasiswa).

Workshop dibuka oleh Bapak Wikan yang membicarakan tentang kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke – 21 ini. beberapa kompetensi tersebut adalah :

  1. Critical thinking, dapat didapatkan dari membaca
  2. Komunikasi yang baik dengan menjadi manusia baik
  3. Memiliki inovasi, sadar bahwa mahasiswa tidak hanya bertanggung jawab untuk mendapat IPK bagus, namun seorang mahasiswa juga harus memiliki kreatifitas
  4. Network, perlunya membangun relasi atau channel – channel dengan orang – orang penting
  5. Mengikuti perkembangan Ilmu dan Teknologi

Pembicara kedua adalah Mas Rehan, Beliau adalah seorang Bapak muda yang penuh inovasi, Beliau merupakan owner dari Cockless minuman cokelat bergula aren dari Yogyakarta. Pembicaraannya pada workshop kali ini dipenuhi dengan quote “Innovation or Die“. Beliau menceritakan bagaimana susah payahnya ketika mulai mencoba berbisnis, kegagalan demi kegagalan beliau hadapi, namun beliau sadar akan pentingnya mimpi.

Beliau terus berusaha untuk menggapai mimpinya sebagai wirausahawan sementara teman – teman Beliau telah nyaman duduk di kursi kantor mereka masing-masing. Pada akhirnya, saat ini cockless berhasil menjadi salah satu minuman yang terkenal, khususnya di Yogyakarta sendiri, dan Mas Rehan telah memiliki puluhan cabang di beberapa kota di Indonesia. Omset yang didapat juga mencapai angka 15 juta per harinya. Pesan Beliau bagi para mahasiswa adalah menghindari plagiat dan jangan meremehkan orang yang terlihat remeh. Pembicaraan ditutup dengan quote inspiratif “Malu jadi benalu, malu minta melulu”.

Pak Atus Syahbuddin, menjadi pembicara ke tiga dalam workshop ini. Pak Atus Syahbuddin dulunya dijuluki mahasiswa yang kaya, karena banyaknya uang yang didapatkan dari berbagai beasiswa. Dalam pembicaraannya, Pak Atus menekankan pentingnya mahasiswa agar terus  berjuang tanpa mengenal gengsi. Pak Atus juga memberikan penjelasan tentang pembuatan rekam jejak dalam hidup seseorang, khususnya mahasiswa demi menciptakan networking dari sejak dini.

Pembicara ke empat adalah seorang Atlet bela diri dari cabang beladiri Silat, Beliau adalah Yusuf Fajar Pratama, seorang mahasiswa fakultas kehutanan yang menjuarai cabang olahraga beladiri dalam beberapa kompetisi olahraga tingkatt universitas. Beliau mengatakan bahwa “potential is not limitation,  but potential is a goal”, beliau berharap bahwa mahasiswa dapat menggali potensi-potensi, minat serta bakat mereka dan mengembangkannya dengan baik sejak dini. Karena Yusuf Fajar Pratama meyakini bahwa prestasi didapatkan dari minat, bakat dan lingkungan yang mendukung. Beliau juga mengharuskan seorang mahasiswa dapat menjadi pribadi yang santun dan tetap cemerlang dalam dunia perkuliahan.

Pembicara yang terkahir adalah Ketua BEM UGM, Muhammad Ali Zainal Abidin. Seorang mahasiswa yang tetap dapat meraih IP 3,5 di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran dan sebagai Ketua BEM UGM. Muhammad Ali menuturkan pentingnya time management dalah kehidupan seorang mahasiswa, motivasi yang dapat menvisualisasikan mimpi dan juga keseimbangan antara kegiatan akademik dan non akademik. Dirinya juga menganalogikan kehidupan seperti huruf T dimana garis vertikal adalah hubungan dengan agama dan garis horizontal adalah hubungan dalam berorganisasi antar manusia. Menurutnya, ada dua hal yang dapat menuntun suatu perubahan, yaitu ; buku yang kita baca dan orang yang kita temui.

Dari seluruh rangkaian pembicaraan dari 5 pembicara di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi mahasiwa bukan rata-rata tidak hanya dapat dicapai melalui angka IPK yang tinggi, namun ada hal lain yang perlu diperhatikan dan dijadikan tujuan. Kesuksesan bukan semata-mata kita dapat menjadi mahasiswa berprestasi, namun kesuksesan yang dimiliki seorang mahasiswa bukan rata-rata adalah ketika seorang mahasiswa dapat memaknai setiap proses dalam pencapaian kesuksesan itu sendiri.

Perbedaan Daun Tunggal, Daun Majemuk dan Daun dengan Duduk Daun Berkarang

Posted in Tugas Fitogeografi | No Comments »

Tugas II Fitogeografi

Dosen : Atus Syahbudin

 

Berdasarkan jumlah helaian pada satu tangkainya, daun dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk.

1.Daun Tunggal, dimana hanya ada satu helaian daun di setiap satu tangkainya. Contoh :  Daun Mangga (Mangifera indic

mangga

2. Daun Majemuk, dimana ada lebih dari satu helaian pada setiap tangkai daun. Contoh : Daun putri malu (Mimosa pudica)

ciri -ciri daun majemuk :

  1. Anak daun majemuk tumbuh bersama dan ketika gugur juga bersama.
  2. Karena tumbuh bersama maka umur dan ukuran mereka juga sama.
  3. Daun majemuk memiliki batas pertumbuhan, apabila sudah mencapi batas pertumbuhannya maka tidak akan bertambah panjag dan ujungnya tidak memiliki kuncup.
  4. Di bagian ketiak daun majemuk tidak memiliki kuncup.

putri-malu

Selain dua hal di atas, ada satu hal lagi yang akan dibahas di sini, yaitu duduk daun berkarang, dikatakan memiliki duduk daun berkarang apabila dalam satu buku batang tumbuh lebih dari dua daun. sekilas, daun yang memiliki duduk daun berkarang terlihat seperti daun majemuk, akan tetapi, sebenarnya daun tersebut adalah daun tunggal dikarenakan terdapat  satu helaian saja pada satu tangkainya. Mereka terlihat seperti bergerombol dan memiliki banyak helai pada satu batang bukan tangkai. Contoh : Daun Alamanda (Allamanda cathartica).

allamanda_cathartica-yellow-bell

Perbedaan Tepi Daun Bergigi dan Bergerigi

Posted in Tugas Fitogeografi | No Comments »

Tugas I Fitogeografi
Dosen : Atus Syahbudin

 

Perbedaan Tepi Daun Bergigi dan Bergerigi

Tepi daun (margo folli) dibedakan menjadi dua kelompok secara garis besar, yaitu rata dan bertoreh. Untuk tepi daun bertoreh, daun memiliki lekukan di tepi yang dapat digambarkan seperti lembah dan gunung yang disebut sinus dan angulus. Tepi daun bertoreh dibedakan menjadi dua kelompok lagi yaitu tepi daun bertoreh yang mempengaruhi bentuk dan tepi daun bertoreh tidak mempengaruhi bentuk. Tepi daun bergigi dan bergerigi adalah contoh tepi daun yang tidak mempengaruhi bentuk. Namun ada perbedaan di antara keduanya yang dapat digambarkan seperti berikut :

  1. Tepi daun bergigi

Tepi daun bergeigi memiliki sinus yang sama lancipnya dengan angulus. Contoh : Daun strawberry (Fragaria virginiana).

strawberry-leaf

2.  Tepi daun bergigi

Memiliki sinus yang lebih tumpul daripada angulusnya. Contoh : Daun Beluntas (Pluchea indica L).

beluntas